Halloween party ideas 2015

gambar dari google.co.id 
Suatu sore saya berjalan di sekeliling kompleks perumahan kami di Cempaka Putih. Saya sengaja berjalan kaki supaya bisa menikmati perjalanan itu. Dengan berjalan kaki, semua yang kita lihat akan terlihat jelas. Ada anak-anak bermain, tukang ojek berkumpul, anak-anak muda bergerombolan di jalan, atau juga berlalu lalang dengan sepeda motor. Satu sepeda motor untuk tiga orang. Ada juga orang setengah tua yang menikmati musik dangdut, dan sebagainya. 

Inilah fenomena menarik yang bisa dinikmati dengan berjalan kaki. Bisa juga dengan sepeda tanpa motor. Tetapi, saya lebih cenderung berjalan kaki. Toh, setiap hari saya ke kampus menggunakan sepeda. Sudah biasa mengayuh sepeda cepat-cepat melewati rute yang hampir sama. Meski ada beberapa yang bisa dipilih. Dengan sepeda, saya tidak bisa menikmati perjalanan. Pikiran biasanya sudah menuju ruang kelas kampus.

Saya kira kalau kita berjalan tentu mempunyai tujuan yang jelas. Kalau saya kembali ke rumah di Flores, NTT, saya mempunyai tujuan yang jelas. Berlibur, bertemu orang tua, bertemu teman-teman, menikmati suasana di rumah, dan sebagainya. Sebelum sampai di rumah, saya bisa saja berhenti sejenak di Bali, bertemu teman, lalu bersama-sama mengunjungi tempat menarik di sana. Jadi, tidak ada waktu yang terbuang.

Ini tentu beda dengan anak-anak muda yang ke sana ke mari menggunakan sepeda motor. Saya yakin mereka tidak mempunyai tujuan jelas selain mau pamer. Anak-anak muda biasanya haus perhatian entah dengan pasangan lawan jenis atau juga dengan orang-orang di sekitarnya. Dengan cara itu mereka mau menunjukkan identitasnya, bahwa dia adalah seorang anak muda, dan bukan lagi anak balita.

Saya kira hal ini berlaku juga dengan kita yang biasa berwisata, mengunjungi tempat wisata yang jauh. Sebelum ke sana kita sudah menyiapkan agenda perjalanan, tempat-tempat mana yang dikunjungi, berapa lama berada di satu tempat, berapa biaya yang dikeluarkan. Kita juga sudah menargetkan tujuan, apa yang mau kita lihat, apa yang mau kita nikmati, apa yang mau kita bawa pulang (bukan materi) dari tempat itu. Dengan demikian perjalanan kita mempunyai manfaat bagi kita. Kita tidak berjalan begitu saja tetapi sudah mempunyai tujuan.

Kadang-kadang orang cenderung berjalan begitu saja tanpa persiapan yang matang. Padahal perjalanan itu ibarat sebuah kegiatan belajar. Sebelum belajar, kita sudah menyiapkan bahan pelajaran yang mau dipelajari, siapkan peralatan yang akan digunakan, entah bolpoin, buku, pensil, kertas buram, dan sebagainya. Perjalanan merupakan sebuah kegiatan yang membutukan perispan matang. Biasanya tujuan umum perjalanan adalah rekreasi. Dari rekreasi ini ada manfaat lain yang diperoleh misalnya pengalaman baru, pelajaran baru, pengetahuan baru, atau juga berupa kebiasaan baru.

Saya hanya menggarisbawahi bahwa perjalanan membutuhkan persiapan. Jangan berjalan begitu saja tanpa membawa misi, apa yang mau dicapai. Orang yang berjalan tanpa tujuan tidak akan bisa menikmati perjalanan. Dia hanya memikirkan apa yang akan dilakukan ketika menghadapi tantangan. Dengan itu, dia hanya berlatih mengatasi kesulitan. Padahal perjalanan bisa memperkaya pengetahuan dan pengalaman. Bisa memberi semangat baru terutama ketika kita lelah dan bosan dengan pekerjaan rutin. Akhirnya, selamat mempersiapkan perjalanan Anda.***
                                                
CPR, 30/5/2012
Gordi Afri

yang dihadang pun sebenarnya masih bisa lewat


Ini blog tentang perjalanan tetapi isinya bukan jalan-jalan melulu. Ada juga pengalaman yang berupa perjalanan tentang sesuatu. Jadi, bukan berarti pengalaman tentang perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain.

Saya mau menceritakan sedikit perjalanan hidup. Baru saja saya sembuh dari sakit. Bukan main-main sampai saya masuk dan tinggal di rumah sakit. Ini bagian dari perjalanan hidup. Di sana ada perawat dan dokter yang membantu. Parahnya kegiatan di kampus terhambat. Lagi-lagi ini bagian dari perjalanan hidup saya.

Saya menyadari sudah dua kali saya menginap di rumah sakit selama kuliah. Dua tahun lalu masuk rumah sakit. Jenis penyakitnya hampir sama. Waktunya juga bersamaan. Menjelang ujian semester genap. Saya bertanya ada apa ini? Jawaban pertama adalah ini bagian dari hidup saya. Jawaban berikut bermunculan, entah kurang menjaga kesehatan atau memang musim penyakit.

Perjalanan hidup memang tidak selalu mulus. Siapa pun pasti pernah menghadapi tantangan. Bagi saya ini bukan main-main. Kalau sampai ujian di kampus tertunda gara-gara sakit ini. Manusia tidak lepas dari tantangan. Hidup saya dan hidup kita mau tak mau mesti melewati tantangan itu. Maka, pengalaman sakit ini saya maknai sebagai kerikil dalam perjalanan.

Kerikil bisa berbahaya bagi kita namun dia bisa membuat kita hati-hati. Telapak kaki yang bersentuhan dengan kerikil akan merasakan sakitnya ketajaman kerikil. Di sini manusia diajak untuk bersabar dan hati-hati melewati kerikil. Inilah bagian dari perjalanan hidup.

Saya pun telat memasukan tulisan di blog ini karena tantangan. Harap pembaca mengerti. Selain sakit, saya juga kebetulan baru saja menyelesaikan ujian di kampus yang menyita waktu saya sehingga tulisan telat dibuat. Terima kasih untuk pembaca setia blog ini.***

CPR, 26/5/2012
Gordi Afri
Diberdayakan oleh Blogger.