Halloween party ideas 2015

Taman doa di Lourdes

Lourdes bukan saja terkenal karena ada patung Maria atau gereja basilikanya. Lourdes juga punya taman doa yang luas

Bahkan, luasnya lebih besar dari bagian depan kompleks Lourdes. Bagian depan maksudnya bagian yang menyatu dengan basilika dan kompleks gua Maria. Antara dua bagian ini mengalir sungai besar dan bersih yaitu Sungai Grave. Boleh jadi sungai ini tidak seperti sekarang ini. Kata seorang teman saya, sungai ini dulunya mengalir persis di bawah kaki Bunda Maria. Maksudnya, sungai ini mengalir persis di bawah dinding gereja basilika yang juga tepat di bawah patung bunda Maria yang ada di Lourdes. Sekarang sungai itu berubah haluan. Tentu dengan bantuan arsitek atau tata kota. Sungai itu sekarang mengalir di tengah, antara bagian belakang dan bagian depan kompleks ziarah Lourdes.


Taman doa ada di bagian belakang. Di taman ini ada basilika St Bernadette juga beberapa hotel yang menyatu dengan kompleks peziarahan Lourdes. Itulah sebabnya dari Basilika utama ada jembatan menuju bagian belakang seperti menuju basilika St Bernadette atau taman doa.

Taman doa ini memang dirancang khusus untuk tempat berdoa. Ada perhentian jalan salib. Kami membuat jalan salib di taman doa ini bersama orang-orang sakit. Tempatnya datar dan luas, hening dan tenang, indah dan hijau. Lapangannya ditumbuhi rumput hijau dan halus. Bagian lainnya yang dekat dengan jalan raya agak miring. Tapi, ini hanya bagian kecilnya saja. Sebagian besarnya datar.

Di tengah taman ini ada satu gedung yang dirancang untuk berdoa atau pertemuan. Cukup luas. Saya hanya melihat bagian luarnya saja sebab kami tidak menggunakan bangunan ini. Tampaknya bisa diperluas lagi. Atapnya terbuat dari bahan seperti terpal tebal. Bisa diperluas lagi dengan menariknya sampai ke ujung. Atau, dengan menyambungkan terpal yang lainnya.

Selain untuk doa, taman ini juga bisa jadi tempat mainan anak-anak. Jangan heran jika keluarga peziarah sering mampir di sini. Mereka duduk-duduk sambil bercerita atau juga membuat pertemuan kecil-kecilan, atau juga sambil membaca Kitab Suci atau buku bacaan lainnya, juga sambil bermain dengan anak-anak mereka. Anak-anak tentunya senang dengan keluasan taman ini. Ini tempat yang bebas baginya untuk berlari ke sana ke mari. Taman ini juga bisa jadi tempat camping atau out bound. Tapi, mungkin tidak dizinkan karena fungsi utama taman ini adalah taman doa.
 
Doa memang mestinya dibuat di tempat seperti ini. Doa bukan ungkapan dalam kurungan. Doa, seperti suasana dalam taman ini, merupakan ungkapan kebebasan dari dalam hati. Taman yang luas dan indah ini kiranya melambangkan keluasan hati Tuhan untuk menerima berbagai ungkapan hati manusia. Maka, berdoalah dari dalam hati.

Terima kasih Tuhan untuk ciptaan-Mu ini. Terima kasih untuk arsitek yang merancang taman ini sehingga saya bias menikmatinya untuk berdoa bersama kelompok orang sakit. Terima kasih untuk St Bernadette dan St Maria, kalinlah yang membuat banyak orang menikmati tempat indah dan sejuk ini. Meski tidak semua bisa datang ke tempat ini, suatu saat akan dating orang baru ke sini. Sebab, taman ini menjadi dambaan setiap orang. (bersambung)

Parma, 1/9/2014
Gordi

Sampaikan Doamu lewat Lilin

Lilin bukan saja sebagai penerang tetapi juga sebagai media pengantar doa. Kita semua tahu lilin berjasa menerangi umat manusia. Di kampung-kampung yang belum ada listrik, lilinlah sumber terang. Saya juga dulu waktu SMP masih pakai lilin untuk belajar di pagi hari sebelum mandi pagi dan berangkat sekolah. Bahkan, di zaman modern pun lilin masih dicari. Di kala ada kematian atau berkunjung ke kuburan keluarga, lilin selalu menjadi andalan. Saat berdoa, lilin juga dipakai sebagai penerang. Ya, lilin yang sederhana itu manfaatnya luar biasa.


Di Lourdes, saya lihat orang-orang menjual dan membeli lilin-lilin ini. Di toko-toko sekitar Lourdes, banyak dijual lilin. Dari ukuran kecil 1o cm hingga ukuran besar 1-1,5 meter. Mirip lilin paskah dalam liturgi Gereja Katolik. Lilin ini laku sekali. Baik yang ada di toko maupun di dalam kompleks Lourdes. Yang di dalam kompleks tampaknya lebih unik cara jualnya. Tidak beda dengan minuman kopi, cokelat, susu, dan minuman lainnya yang dipajang di mesin untuk dijual. Tidak ada pelayannya. Pelayannya adalah pembeli sendiri. Tinggal masukan sejumlah uang dan menekan tombol yang ditentukan lalu keluar minumannya. Demikian juga lilin di Lourdes, masukan uang lalu tekan tombol untuk memilih ukuran lilin, dan nanti keluar sendiri.

Orang-orang berbondong-bondong membawa lilin itu ke tempat pembakaran lilin yang ada di samping kanan gua, sebelum masuk kompleks pemandian air suci. (lihat catatan saya sebelumnya di sini). Di situ disediakan beberapa kotak besar berukuran sekita 1,2 meter panjang dan lebarnya, dan tingginya 2,5 meter. Di dalamnya ada tempat khusus untuk menaruh lilin dengan posisi tegak. Sudah di atur dengan rapi. Lalu, lilin-lilin itu dinyalakan. Tentu oleh mereka yang menyimpannya dengan maksud tertentu. Lilin itu akan menyala sampai cairannya habis.

Di antara lilin-lilin itu ada yang diberi tulisan khusus. Ini bisa dipesan langsung di tempat penjualannya. Nama keluarga, nama kelompok peziarah, ujud doa, dan sebagainya. Jangan heran jika di lilin itu tertera tulisan dalam berbagai bahasa. Ada yang berbahasa Italia, Prancis, Inggris, Jerman, Belanda, Korea, Cina/Mandarin, Tagalog, dan sebagainya. Ini yang menarik bagi saya.

Lilin itu rupanya sebagai media pengantar doa. Melalui lilin itu, manusia menyampaikan doanya pada Tuhan. Tentu tidak begitu saja. Mereka yang membakar lilin itu berhenti sejenak untuk berdoa secara pribadi dengan Tuhan. Sama halnya mereka yang membakar lilin di depan Bunda Maria lalu duduk berjam-jam untuk berdoa bersama Bunda Maria. Demikian mereka ini. Lilin yang besar memang tak mungkin dibakar di depan patung Bunda Maria karena ukurannya beda dengan ukuran tempat lilin di situ. Jadi, dibuatlah tempat khusus untuk membakar lilin dengan berbagai ukuran seperti ini.

Lilin yang menyala itu menjadi harapan kiranya manusia juga menjadi penerang bagi sesamanya. Cahaya lilin memang tidak cerah seperti cahaya lampu listrik namun cahaya lilin tak akan tergantikan. Lilin di mana-mana dan kapan saja akan selalu dibutuhkan. Selain lilin sebagai alat bantu untuk doa, taman sebagai sarana untuk berdoa juga tak kalah penting. Di Lourdes juga ada taman untuk berdoa. Untuk bagian ini kita lihat di edisi selanjutnya. Jangan lupa ikuti terus tulisan saya setiap edisi. Akan lebih lengkap jika baca dari edisi pertama. Terima kasih dan sampai jumpa lagi. (bersambung)

Parma, 1/9/2014

Gordi

Tempat Pemandian Air Suci

para peziarah sedang antri untuk mandi
Satu lagi tempat penarik peziarah di Lourdes yakni tempat pemandian air suci. Ada tempat khusus untuk mandi yang terletak di sebelah Barat gua Maria. Mandi dengan air suci. Air yang dulu menjadi bahan perbincangan antara Bunda Maria dan Bernadette dalam penampakan itu. Air yang sumbernya dekat gua Maria itu sekarang dialirkan dengan teratur. Arsitek sudah membuatnya begitu bagus. Air itulah yang juga ditimba banyak peziarah melalui keran yang ada di dekat gua dan persis di dinding basilika Santo Rosario. 



Bukan hanya itu. Air itu juga yang digunakan untuk mandi bagi para peziarah. Tentu bukan mandi seperti di air sungai atau di kamar mandi. Saya dengar cerita teman-teman yang ikut mandi. Mandinya tidak pakai sabun. Hanya merebahkan atau berendam di dalam kolam yang tersedia.

Ada 6 kamar untuk laki-laki dan 11 untuk wanita. Masing-masing kamar ada bak mandi berukuran sekitar 2,5 meter x 1 meter. Di dalamnya di isi yang air setinggi 30-40 cm. Selain kolam, di dalam kamar ini juga ada patung Bunda Maria yang digantung di dinding tepat di atas bak mandi. Ada juga handuk besar dan kecil.

tempat mandi tampak dipenuhi peziarah
Jangan bayangkan mandi di kamar mandi. Memang ini lain. Ini hanya tempat pemandian spiritual. Katakanlah demikian. Lihat saja patung yang juga digantung di dalam kamar mandi. Dan, sebelum mandi ada acara pengantarnya yakni berdoa rosario. Mereka yang antri diwajibkan untuk berdoa. Mungkin bukan diwajibkan tetapi mau tak mau harus ikut berdoa. Sebab, antriannya terletak di sekitar kamar-kamar mandi itu. Daripada duduk melongo saja di bangku yang tersedia lebih baik ikut berdoa.

Menurut cerita beberapa teman relawan yang sering ke sini, air itu bermujarab. Ada beberapa orang yang mengalami semacam mukjizat kecil-kecilan setelah mandi. Yang tidak bisa berdiri jadi berdiri. Yang tidak bisa sembuh jadi sembuh. Tentu tidak semua orang mengalami ini. Itulah sebabnya banyak orang yang ingin mandi. Saya tidak mandi di air suci ini. Saya memang tidak tertarik. Saya tahu bisa saja saya disembuhkan tetapi saya juga berkeyakinan tidak mandi di air suci ini juga saya sembuh. Jadi, saya berdoa saja dan tidak harus mandi. Mungkin kalau datang lagi baru mandi.

Masih tentang air, beberapa teman relawan juga mengatakan air ini tidak mengandung penyakit. Meski beberapa orang mandi (merebahkan diri) dalam bak yang sama dalam sehari, tak satu pun yang tertular penyakit. Sudah diselidiki secara medis beberapa waktu lalu. Yang menyampaikan ini ke saya adalah seorang perawat. Kalau berpenyakit memang pasti ada beritanya dan pasti dilarang. Boleh jadi ini benar dan saya yakin ini benar. Sebab, belum ada berita bahwa air itu menularkan penyakit tertentu. Dan, kalau menularkan penyakit, mengapa banyak orang masih nekat untuk mandi ? Jadi, ini benar. Air suci ini tidak menularkan penyakit. (bersambung)

Parma, 1/9/2014
Gordi

Mengapa harus Air Suci dari Lourdes?

Ada air suci di Lourdes yang membuat banyak orang datang menimbanya. Boleh jadi kesucian air ini menyucikan mereka yang meminumnya.

Demikian kiranya gambaran tentang air suci di Lourdes ini. Kecusian memang menjadi dambaan manusia umumnya termasuk umat Kristiani. Namun, tanpa dicari-cari, kesucian itu sendiri sudah ada pada manusia. Semua manusia adalah suci pada dirinya sendiri. Kesucian ini muncul karena manusia adalah makhluk terpilih di antara sekian ciptaan. Jadi, tak perlulah mencari-cari kesucian itu.

Lalu mengapa orang mati-matian mencari kesucian itu? Mengapa pengunjung di Lourdes ingin sekali membawa air suci itu ke rumah mereka? Mengapa mereka datang lebih dari sekali dan harus membawa air suci itu?

Saya tidak perlu menjawab pertanyaan ini. Pertanyaan ini terbuka untuk kita semua. Silakan menjawabnya. Saya hanya lihat bahwa banyak pengunjung di Lourdes yang menimba air suci ini dengan botol, jerigen, dan media lainnya. Ibu yang saya antar selama peziarahan di sana bahkan membawa 20 botol aqua berisi 1 liter. Jadi, dia menimba 20 liter air suci ini untuk di bawa ke rumah. Saya mendorong kursi rodanya yang juga berisi 20 liter air itu.

Bukan hanya dia saja. Pengunjung yang lain membawa sampai 2 jerigen berisi 10-12 liter. Yang lain datang dan minum air suci ini langsung dari kerannya. Bukan hanya minum tapi juga membasuh muka. Saya pun ikut-ikutan meminum langsung dan membasuh muka. Itu pun hanya sekali. Mungkin karena saya sama sekali tidak menjadikan air itu sebagai air suci. Saya anggap air itu memang suci seperti juga air pada umumnya. Saya tidak membedakan air itu dengan air lainnya.

Memang demikian adanya. Namun, peziarah pada umumnya tidak mau menyamakan air itu. Air yang di Lourdes itu adalah air suci. Ya, juga air yang ada di sekitar gua Maria yang ada di Indonesia pun dianggap suci. Meski kesuciannya itu tidak tampak. Hanya imanlah yang bisa menjangkau pemahaman bahwa air itu suci.

Pada umumnya memang peziarah yang mengambil air suci ini meyakini bahwa air ini punya kemampuan menyucikan manusia. Dalam praktik tertentu mereka menganggap air itu sebagai pengusir segala yang jahat. Mereka pun dengan sigap memerciki air itu tak kala ada gangguan jahat. Gangguan yang mereka anggap dari roh jahat. Sekali lagi ini hanya bisa diyakini dengan iman. Bukan dengan kemampuan intelektual. Seolah-olah air yang diperciki untuk melawan kejahatan adalah hanya air suci. Hanya air dari gua Maria. Hanya air dari Lourdes.

Bagi orang tertentu memang air itu punya kemampuan seperti itu. Ini bukan hanya cerita tetapi terjadi. Ini berarti air itu memang suci. Air itu memang punya kemampuan untuk melawan kejahatan. Ini kiranya membantu umat Kristiani untuk makin yakin akan imannya pada Yesus. Sebab, air itu juga adalah berkat dari-Nya untuk kita manusia. Maka, sekiranya air itu hanya sarana menuju kesucian. Air itu memang suci tetapi lebih suci lagi jika air itu membuat kita berusaha hidup dalam kesucian.

Dengan demikian, kesucian bukan saja ada dengan sendirinya pada manusia tetapi perlu juga memeelihara kesucian itu termasuk dengan berusaha mencarinya. Maka, mengapa harus air dari Lourdes? Air yang lain juga kiranya suci. Bukan saja air dari Lourdes. (bersambung)

Parma, 1/9/2014
Gordi

Gua Maria di Lourdes

Gua Maria di Lourdes menjadi satu di antara sekian gua Maria yang sangat dikenal umat Katolik di seluruh dunia. Karena gua Maria ini, Lourdes dikenal di mana-mana termasuk di Indonesia. Gua Maria di Sendangsono, Jawa Tengah, yang diarsiteki Romo Mangun Wijaya misalnya masih terkait dengan gua Maria di Lourdes. Patung Bunda Maria yang ada di Sendangsono merupakan bentuk yang lain dari patung Maria yang ada di Lourdes. Bukan hanya itu, gua Maria di Lourdes ini menjadikan Lourdes sebagai tempat yang paling ramai dikunjungi wisatawan setelah Roma-Vatikan.

Memang Lourdes amat dikenal. Karena itu, dalam tulisan ini saya ingin mengulas salah satu aspek yang menjadikan Lourdes menjadi tempat terkenal. Aspek itu adalah gua Maria-nya.

Gua Maria di Lourdes boleh dibilang sebagai tempat peringatan. Gua itu mengingatkan Santa Bernadette (7 Januari 1844-16 April 1879) akan pengalam pribadinya dengan Bunda Maria. Gua Maria ini seolah-olah mengingatkan kita bahwa Bunda Maria yang bicara dengan Bernadette pada saat itu ingin hadir juga dan mau bicara pada para pengunjung yang datang padanya. Memang demikianlah yang terjadi saat ini.
pengunjung sedang menyentuh dinding gua
kelompok orang sakit ikut berpartisipasi dalam peryaan ekaristi di depan gua 
Patung Bunda Maria

Tampak para imam yang ikut berkonselebrasi dalam misa
Para pengunjung datang dari berbagai negara. Banyak orang berdoa di halaman guai ni. Baik orang sakit, sehat, anak-anak, orang muda, dan orang tua. Ada yang mendaraskan doa Rosario ada pula yang mempersembahkan misa. Bahkan, doa rosario didaraskan seolah-olah tanpa henti. Setiap kelompok peziarah punya jadwal tersendiri. Silih berganti. Demikian juga dengan perayaan ekaristi. Kadang-kadang perayaan ekasristi dipersembahkan lebih dari sekali dalam sehari di depan gua Maria ini. Tengah malam pun rupanya selalu ada misa dalam bahasa Perancis di guai ni.

Gua Maria ini menjadi penarik banyak kaum beriman datang ke Lourdes. Kaum beriman datang dan ingin dekat dengan Maria. Tak jarang jika mereka datang tidak sekadar untuk berdoa saja. Mereka juga ingin menyentuh langsung dinding gua itu. Iringan barisan terbentuk, berjalan pelan-pelan, sambil mengangkat tangan, melekatkan jari tangan di dinding gua. Ada peziarah yang melakukan ini lebih dari sekali dalam sehari. Yang lain cukup sekali saja tetapi setiap hari selama berada di sana. Ada yang cukup sekali saja. Saya juga ikut menyentuh dinding ini sekali saja dalam 5 hari di sana. Kedua kali saat saya mendorong kursi orang sakit. Saya menyentuh dinding itu tapi hati saya sama sekali tidak tertarik untuk menjadikan tindakan ini sebagai bentuk permohonan pada Bunda Maria.
gua Maria

barisan pengunjung yang ikut menyentuh dinding gua
Ya, bagi orang tertentu tentu saja penyentuhan dinding ini menjadi bagian dari iman. Bagi mereka, dengan menyentuh saja, itu sudah menjadi tanda bahwa dia dekat dengan Bunda Maria, menjadi tanda iman. Ini sah-sah saja asalkan tidak berhenti di sini. Maria kiranya tidak mengajak pengunjung untuk hanya menyentuh dinding gua saja tetapi bersamanya berdoa, menjalin relasi yang intim dengan Yesus. Dengan kata lain, Maria mengajak peziarah untuk datang di dekatnya, lalu bersama-sama dengannya menuju Yesus putra-Nya.

Bagaimana pun, gua Maria yang persis terletak di kaki gedung basilika Rosario ini menjadi tempat bagi orang beriman maupun tak beriman. Dari gua ini kiranya bisa dikaitkan dengan 3 tempat lainnya yang tak kalah populer yakni tempat untuk mengambil air, tempat bakar lilin, dan tempat pemandian air suci.

Saya kira sampai di sini saja dulu untuk bagian gua Maria ini. Pembahasan tentang tempat air suci, dan 2 tempat terkenal lainnya, kita lanjutkan di tulisan berikutnya. Ikuti terus jejak petualangan ini. (bersambung)

Parma, 1/9/2014
Gordi

Golgota dan Lourdes

Golgota dan Lourdes adalah dua nama tempat yang berbeda. Golgota disebut berkali-kali dalam Kitab Suci. Lourdes tidak disebut satu pun. Golgota ada di Yerusalem sedangkan Lourdes ada di Prancis. Memang keduanya berbeda. Golgota sudah eksis sejak zaman Yesus. Lourdes eksis baru-baru ini saja. Lourdes mulai terkenal pada abad 19 (tepatnya tahun 1858) sejak ada pengalaman spiritual dari Santa Bernadette, penampakan Bunda Maria.

Golgota dan Lourdes memang beda. Golgota adalah nama (bahasa) Aram dari Calvari atau Kalvari dalam bahasa Indonesia. Golgota adalah nama gunung tempat Yesus disalibkan. Kisah penyaliban inilah yang mengaitkan Golgota atau Calvari dengan Lourdes.

Kisah ini bisa dibaca dalam Injil dalam Kitab Suci. Injil Matius misalnya ada pada bab 27 ayat 33 dan seterusnya. Markus bab 15 ayat 22 dan seterusnya. Bagus kalau dibaca sampai akhir, ayat 66. Lebih bagus lagi jika dibaca bab sebelumnya biar ceritanya bersambung dan bisa dipahami.


Di gunung ini Yesus berseru di atas salib, Eloi, Eloi, lama sabakhtani yang berarti Allah-Allah mengapa Engkau meninggalkan aku ? Seruan ini ditujukan pada Bapa-Nya. Pada kisah yang menyedihkan ini hadir beberapa perempuan seperti  Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus. Ada juga laki-laki tentu saja. Bole jadi salah satunya Yohanes. Ini hanya tebakan saja sebab saya belum menemukan sumber yang akurat. Yohanes kita tahu pernah dijuluki murid yang paling setia, selalu dekat dengan Yesus. Mereka inilah yangmengikuti Yesus sejak dari Galilea.

Di Lourdes, dekat pintu masuk ada Salib besar setinggi 12 meter. Di bawah kaki salib itu ada 4 patung masing-masing mewakili keempat orang yang setia mengikuti Yesus sampai ke gunung Golgota, Calvari. Saya tidak menemukan nama-nama keempat orang itu. Memang tidak ditulis nama. Tetapi saya lihat 3 orang wanita dan 1 laki-laki. Untuk pembaca yang sudah sering ke Lourdes, maafkan saya jika saya salah menulis. Seingat saya, 3 patung bergambar wanita dan 1 bergambar laki-laki.


Jika ini benar berarti patung wanita itu adalah ketiga wanita yang mengikuti Yesus hingga Golgota. Sedangkan satu patung laki-laki adalah patung Yohanes yang juga sampai ke Golgotha atau Golgota.

Masih ada patung Maria di dekat basilika Lourdes ini. Tetapi lain kali saya ceritakan dan tunjukkan gambarnya. Yang jelas dari Salib setinggi 12 meter ini pemandangan ke Basilika sangat bagus. Jangan heran jika banyak yang berfoto di pemandangan ini. Saya hanya mampu membuat beberapa jepretan seperti saya tampilkan di blog ini. (bersambung)

Parma, 1/9/2014
Gordi
Diberdayakan oleh Blogger.