Halloween party ideas 2015

BERDOALAH UNTUK KAMI
 
Berfoto sejenak sebelum berangkat
Di hari-hari akhir liburan ini, saya justru menemukan pengalaman berdoa. Hari ini 1 Desember 2017, saya berdoa bersama di Wisma Conforti sebelum meninggalkan tanah air. Doa rupanya menjadi bekal berharga dalam perjalanan saya selama beberapa tahun ke depan.

Pastor Suhud SX dan Pastor Sandro SX meminta saya untuk memimpin Misa Kudus pagi ini. Saya pun menerimanya dengan senang hati. Inilah kesempatan Misa terakhir dalam bahasa Indonesia di tahun ini. Apalagi, dalam beberapa jam lagi, saya akan ke bandara. Dalam doa itu pun, saya pamit kepada mereka dan kepada teman saya Br Kornel SX serta bapak dan ibu di dapur dan Mas Didin, sopir yang sederhana dan setia.

Doa ini rupanya benar-benar menjadi bekal untuk saya dan untuk mereka yang saya tinggalkan. Dalam Misa, saya mohon doa dari para konfrater agar Tuhan Yesus menguatkan saya. Ia memang berjanji akan menyertai para pewarta-Nya sampai akhir zaman. Saya percaya pada janji itu sehingga saya merasa dikuatkan. Saya juga yakin akan doa dan dukungan dari konfrater yang lain.

Dukungan dan pesan doa ini rupanya datang dari mana-mana. Pesan masuk di hp saya hari ini berisi permintaan doa, mohon doanya dan selamat jalan, selamat jalan dan jangan lupa berdoa untuk kami. Demikian bunyi beberapa pesan. Ini berarti kita memang mesti saling doa. Saya pun membalas pesan-pesan itu dengan kalimat yang kiranya cukup berarti, Terima Kasih dan saling mendoakan ya.

Pesan doa ini memang amat familiar baik untuk sahabat yang jauh maupun yang dekat. Juga untuk keluarga yang kenal baik maupun yang tidak. Pagi ini, keluarga saya juga datang ke wisma untuk mengucapkan selamat jalan dan sampai jumpa. Mama Oni dan suaminya sengaja datang beberapa jam sebelum keberangkatan saya ke bandara.

Kedatangan ini kiranya menjadi bentuk dukungan mereka. Saya sudah berjumpa suaminya serta keluarga lain beberapa hari lalu. Sedangkan Oni belum. Dan pagi ini, kami akhirnya bertemu. Sebelumnya, kami sudah berkomunikasi di hp. Dan meski hanya suara yang bergema, gemaan itu cukup membuat kami merasa dekat.

Kedekatan inilah yang membuat kami akhirnya bertemu. Oni kiranya rindu untuk bertemu. Maka, begitu dia kembali dari liburannya, dia datang. Bukan hanya dia, Mamanya juga rindu bertemu saya. Apa daya, kami tak sempat bertemu. Akhirnya kami berbincang lewat hp saya.

Nenek yang satu ini tidak kenal kami cucu-cucunya. Secara fisik, kami tidak pernah bersua. Tetapi, dalam hati kami saling mendoakan. Lewat hp, kami berbincang panjang lebar. Ada canda dan tawa berbalut kerinduan yang berat untuk bertemu. Maka, di akhir perbincangan, saya berpesan untuk berjumpa di liburan mendatang. Katanya, kalau saya masih ada. Saya memberinya harapan, tunggu saya pulang ya Nek.

Semoga akan jadi nyata. Saya sendiri yakin pada Penyelenggaraan Ilahi. Ada pengalaman berharga seperti ini sebelumnya yang mana Tuhan mengabulkan permohonan kami. Maka, perjanjian kami ini kiranya bukan rencana kami tetapi rencana Dia yang menginginkan kami untuk berjumpa lagi.

Quezon City, 15/12/17
Gordi SX


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.